Kamis, 19 Juni 2014

Harapan yang berbeda

Hi :') bagaimana kabar kehidupan?
Aku merasakan suatu hal berbeda. Aku merasa ada yang terkikis. Tapi aku selalu mencoba untuk menambalnya. Tidak nampak bagi siapapun yang melihatnya. Aku tidak mau tumbang. Aku tidak mau kalah dengan rasa ego-ku. Perasaan cinta yang aku pupuk tidak akan pernah kalah dengan rasa ego-ku. Tidak akan mungkin. Aku harus yakin, bahwa aku kuat. Aku bisa. Membuat apa yang telah aku tanam tidak sia-sia.

Sayangnya, harapan-harapanku yang bisa aku tanam seperti sebelumnya tidak ada. Setelah beberapa harapan selalu membuat ku menangis. Mungkin aku terlalu banyak membuat harapan. Dan membiarkan aku sendiri terlalu bersemangat agar harapan itu akan benar-benar terwujud. Mungkin aku yang tidak mengerti. Mungkin aku yang tidak bisa memahami. Kami berbeda. Tapi dari perbedaan aku akan berjuang untuk tetap di jalan yang sama. Tidak akan berbeda jalan. Jalan dengan satu tujuan itu harus dilalui bersama sampai menemui ujungnya. Kematian.

Sekarang, harapanku tidak lagi kutanam. Aku takut untuk membuat harapan. Aku takut untuk memiliki suatu keinginan. Aku takut untuk mengungkapkan. Aku takut harapan dan keinginan ku membuat air mataku jatuh.  Maka mungkin dari saat ini, tidak lagi ada harapan ataupun keinginan. Jalani saja jalanmu. Apa yang membuat dia bahagia. Maka lakukan.

Air mataku tidak memiliki titik lelah. Tapi aku sudah lelah dengan setiap air mata dari harapan.

Munafik. Hidup seorang wanita mungkin memang terlahir menjadi munafik. Apa daya? Meski tau dirinya akan selalu ada harapan atau suatu keinginan. Ketika seperti ini dia harus mengatakan pada dirinya, 'bahwa aku harus memendamnya lagi harapan-harapan ini. Keinginan-keinginan ini. Tanpa kau utarakan' betapa sedih. Betapa pedih. Tapi aku harus yakin. Suati saat nanti. Tuhan akan berbaik hati memberiku sesuatu yang lebih dari pengharapanku :')

~po

Rabu, 11 Juni 2014

To all my bestfriend

To all my bestfriends...
(Hope you read this. Meski panjang banget. Tapi semoga dibaca sampek akhir)
You know? If I miss you all so much. And i feel that I'm missing you:(

Aku kangen banget jaman kelas 8-9 akhir. Meski kita nggak satu sekolah. Kita cuman ketemu di les doang. Tapi kita sering sama-sama. Sering maen bareng. Ngumpul bareng. Kompak. Belajar bareng. Ketawa bareng. Main bareng. Yang paling sering kerumah fadil, kitin, fira.

Kangeeen banget rasanya ngumpul. Perjalanan kita dari yang baru kenal. Lambat laun menyatu. Kalok inget tu kadang bisa nangis sendiri. Sekarang nggak sama kayak dulu.

Dulu... awal mula dari les sama mbak siti pas kenaikan kelas. Disitu cuman ada aku, tiara, fadhil, bima. Abis itu ada juga kitin. Terus ada ultahnya kitin yang pertama kali kita rayain tapi pas itu baru ber-4. Dan tau gak? Ketika itu bima sama tiara bru pacaran berapa hari lah ya. Hehe sorry dibahas. Tapi kenangannya disitu kan?

Terus, waktu itu mau maen. Kalok nggk salah rencana mau maen bareng tiara,bima, fadhil, kitin?? Trs ditambah safira. Kalok enggak salah ya. Terus ternyata tiara sm fadhil nggk bs. Akhirnya nggak jadi. Tapi aku sama fira tetep jadi maen. Nah disini pertama kali aku maen sama safira. Pertama kali maen sama sahabat yg paling aku sayang. Terus aku sm fira sarapan di McD malioboro smbil nunggu mall buka. Kenangan bgt. Dan hari-hari berikutnya kita jalanin bareng2 :)

Kita sering ngumpul bareng. Terus ketambahan yang lainnya. P-2 bisa jadi sahabatku. Mereka keluargaku.
Semakin dekat dengan yang lain juga. Sampai pertengah kelas 9lah yang mungkin nggak bisa disebut satu2. Yang sampai sekarang kalok ngumpul ada tu ketambahan aryo. Yang sekarang jadi pacarku. Yang terakhir ultahnya dirayain pakek kue tu ultahnya fadhil. Tapi tiara nggak ikut. Yang sering nggak ikut yu tiara sma fadhil. Paling sering bisa ngumpul ya aku,fira,kitin,bima. Aryo jg. Jarang2. Setiap ngumpul pas mamanya dateng.
Pernah jalan2 di amplaz. Abis itu ketemu mamanya aryo,aryo, sm adeknya. Akhirnya di traktir deeeh...

Duh, panjang bgt nih kalok diceritain semuanya. Intinya... aku kangen kalian. Kangen kita yg dulu. Kita yg masih sering ngumpul. Kompak. Seneng-seneng bareng. Jalan-jalan nggak tentu. Ayolah jalan hunting foto kek apakek. Kalok ada kalian kan bisa motoin aku sama aryo :D hihi. Love you guys. I miss you all. Dan khusus buat fira. Jangan sakit2an lagi lah:( aku sedih+capek denger kamu sakit dan bnyk masalah:') baik-baik ya semua

Kamis, 17 April 2014

Dia

Dia itu memang keras kepala. Dibilangin susah. Susahnya pakek banget. Mulut berapapun nggak bisa ngadepin dia kalok lagi emosi.

Aku tau dia semakin hari semakin meronta dijalannya. Jalan yang sekarang ada di masa sulitnya. Ketika emosi begitu meluap, setelah sekian lama terpendam. Dia tidak bisa berfikir bagaimana harus bertindak. Dan sekenanya saja dia bertindak.

Ya begitulah. Tapi mungkin, dia hanya ingin di dengar suara hatinya. Yang setiap waktu tidak berhenti meronta. Meminta setitik keadilan yang nyata. Meminta setitik bahagia yang nyata. Bukan keadaan seperti ini.

Aku tidak bermaksud menjadi yang paling paham seorang dia. Tapi selama ini, aku melihat dia selalu meronta.  Dia sangat terpuruk, tapi tidak ada yang tau. Covernya begitu. Tapi dia butuh kasih sayang lebih.

Bagaimana mungkin dia membenci apa yang seharusnya tidak dibenci. Bahkan sangat tidak boleh untuk dibenci.

Aku mencoba mendengarkan suara hatinya. Lewat keluh kesahnya. Lewat uring2annya. Lewat raut wajah kesal ketika mengatakan hal yang menyangkut masalah tersebut. Aku ingin membuatnya bahagia. Aku ingin merubahnya. Sangat ingin merubahnya menjadi yang lebih baik. Ingin menjadi sebuah penyemangatnya. Ingin menjadi obat nya ketika emosi itu kembali meluap.

Dia itu sebenarnya mampu. Dia hanya perlu dukungan. Dia hanya perlu sebuah pelukan hangat yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan. Dia hanya perlu sebuah kasih yang belum pernah ia rasakan. Dia hanya perlu sebuah penyemangat, yg sebenarnya dari lubuk hati kecilnya dia sangat inginkan.

Jika nanti kami diperkenankan bersama. Aku akan berusaha menjadi obat segala obat baginya. Aku berusaha menjadi yang terbaik. Apapun akan kulakukan, untuk membuatnya lebih baik lagi. Jika memang nanti kami diperkenankan bersama-sama mencapai cita-cita

Sabtu, 12 April 2014

Laporan terkumpulnya dana baksos yayasan sayap ibu

Hi. Sedikit cerita tentang baksos kecil2an yg sengaja aku dan teman-teman adakan di yayasan sayap ibu ya.

Oke, dana di dalam baksos ini, kami kumpulkan dari keluarga masing-masing dan orang lain yang ikut menyumbangkan dana nya. Ya lumayanlahya, meski tidak seberapa, tapi dapat terkumpul kurang lebih 700.000-an

Begini rinciannya ( rincian ini tidak berdasarkan berapa orang yang membantu dana, tetapi dari terkumpul nya dana yg bisa perorangan kumpulkan):

100.000
100.000
100.000
150.000
100.000
200.000
-----------+
750.000

Mungkin, ini sangat kecil untuk di katakan baksos. Akan tetapi, ini adalah sebagai bentuk latihan kami. Agar kami terbiasa menyisihkan sedikit rezeki dan menyalurkan pada mereka, adek-adek yang ada di yayasan sayap ibu.

Dari uang tersebut, kami membelanjakannya berupa susu formula SGM 1,2,3 ; bubur cerelac, dan pampers yang memang tercantum dalam kebutuhan bulanan di yayasan sayap ibu tersebut.

Hari Jum'at tanggal 11 April 2014. Saya dan salah satu teman saya berkunjung kesana, melihat adek-adek yang satu tahun lalu juga saya lihat. Banyak yang berubah disini. Ada anak yang sudah di adopsi atau bahkan mungkin dipindah. Disini banyak anak kecil baru. Bahkan yang usia 0-4bulan, yang masih berada dalam ruang isolasi. Sangat lucu. Tapi beberapa anak yang saya jumpai 1tahun lalu masih ada juga, seperti miki dan aim. Setahun lalu miki belum bisa jalan dengan lincah, sekarang dia cantik dan berlarian. Aim dulu masih 6bulan. Sekarang juga sudah bisa berjalan bahkan berlari. Mereka lucu.

Pada hari itu, ada bayi yang mungkin berusia 5/6 bulan lebih. Saya gendong. Dan lama-lama dia tertidur. Anaknya gemuk. Sangat lucu. Ketika menggendongnya, saya ingin berfoto. Tapi ada peraturan yang memang tidak memperbolehkan mengambil gambar dalam bentuk apapun.

Tanggal 14 April. Kami menuju panti asuhan. Bersama-sama. Dengan satu tujuan, memberikan apa yang bisa kami kumpulkan.

To be continued...

Kamis, 03 April 2014

Belum berarti dan belum penting :)

Hai... jangan tanya perasaanku dulu. karna aku nggak ngerti harus jawab apa.
aku bimbang, aku dilema. kenapa? nggak tau.
yang aku rasain sekarang, aku belum cukup berarti buat kamu. belum cukup penting. aku juga nggak ngerti, kenapa dua hari ini gampang marah. aku gampang badmood. ya sebenernya aku tau. tapi, untuk mengungkapkan semuanya tidak akan pernah sampai. aku pengen kamu peka. tapi mungkin, kamu sudah peka, hanya tidak mau melakukannya.

bahkan, aku sering sekali berfikir, kenapa aku nggak bisa penting? kenapa aku nggak bisa berarti. sampai yang seharusnya kamu tau, tapi kamu tidak menunjukan bahwa kamu tau.

hampir satu tahun, tinggal sebulan lebih lagi. kadang, aku cuman pengen, kamu ada buat aku. kamu ngerti aku, iya aku egois, tapi dibalik itu semua aku kan cuman pengen dingertiin. gampang kok bikin aku nggak badmood. gampang bgt. cukup bikin aku ketawa. bikin aku senyum sama kamu itu udah seneng bgt.

tapi, memang kadang, kamu nggak ngerti lagi caranya ngadepin aku. aku yang salah, aku yang seharusnya tidak terlalu berharap kamu akan ada disisiku sepanjang waktumu. aku yang seharusnya tidak terlalu berharap kamu mengerti aku sepenuhnya. ketika aku belum begitu berarti dan penting.

tapi apapun kamu, bagaimanapun kamu. kamu itu sosok laki-laki terbaik yang pernah aku temui. kadang, kalau badai lagi-lagi menerjang, kata-kata cari yang lain, pisah dan sejenisnya itu pasti tersebut. tapi ketika semua kata-kata itu keluar dari mulut kamu ataupun aku? apa aku sanggup? Tidak! dari awal ini terjalin, aku tidak pernah ada niat untuk meninggalkan kamu. mencari sosok baru atau yang lainnya.

meskipun kamu membuatku menangis beribu kalipun. aku masih ingin memperjuangkanmu. kadang aku putus asa. kamu bilang "kalau putus asa lagi cari yang lain aja". sakit ya sakit. tapi ketika itu, yang aku butuhkan bukan sosok lain. tapi kamu! bisa tidaknya kamu memperjuangkanku, mempertahankan aku untuk tetap ada disisimu. menemani kamu apapun keadaannya.

aku pernah melewati badai. berulang kali, aku berhasil. meski semakin rapuh, tapi aku tidak pernah lelah mencari cara untuk bangkit dari rapuhku. aku takut badai akan datang lebih besar. aku takut tidak bisa melewatinya.

kapan aku akan sangat berarti? kapan aku menjadi bagian penting mu? kapan? yang perlu kamu tau, meski airmata ku akan tetap menetes, rasaku tidak berubah. menetap. meski terus menunggu kapan aku berarti dan menjadi penting. laki-laki ku hanya satu. dan sama sekali tidak berharap untuk ganti yang lain.

Kamis, 29 Agustus 2013

Masa Depan

Aku ini masih kecil. Iya. Tapi aku juga punya hak untuk mengimpikan masa depanku. Terkadang beberapa orang mengatakan, "ah umur segini, udah mikir ini itu." Bukannya aku tidak ingin menikmati masa ku sebagai remaja. Aku hanya ingin lebih menata hidupku. Terutama dengannya.

Aku sudah ke jenjang high school. Bukan lagi masa pacaran itu dijadikan "mainan". Dia sudah mengenal ibuku. Aku pun sudah mengenal ibu nya, namun tidak seakrab dia dengan ibuku, eem, lebih tepatnya belum. Hanya belum. Hampir semua keluarga yang dekat dengan ku tau tentang dia. Tahu aku sudah mengenal seorang "cowok" yang nantinya jadi seorang pria. Yang Insyaallah memimpin keluargaku nanti.

Entah bagaimana, kami sering berkhayal. Menyusun masa depan yang kami jadikan sebagai cita-cita yang harus digapai. Aneh mungkin bagi pasangan remaja yang lain. Tapi sudah kukatakan. Ini bukan main-main. Ini hubungan yang serius. Yang selalu ku perjuangkan demi sebuah masa depan. Entah esok Allah mengizinkannya atau tidak. Tapi apa salahnya manusia mencoba, terus berdoa, ikhtiar dan berusaha?

Hidupku. Dari tangan ku sendiri akan berjalan. Dalam doa ku. Aku sering menyebutkan hayalan-hayalan ku tentang masa depan. Meng-aamiin-kannya.

Aku tidak sendiri menyusun masa depanku. Karena dia ada disampingku. Dia bersama ku untuk menyusun masa depan. Masa depan yang baik. Harmonis. Sederhana tapi tercukupi. Memiliki keluarga yang bahagia. Nyaman. Aku menginginkan semua hal itu. Maka aku belajar dari sekarang. Manusia di ciptakan untuk belajar dalam arti mengerti kehidupan. Aku mempersiapkan masa depan ku dari sekarang. Mulai mencicil. Agar cita-cita ku dan dia tercapai.

Siapapun, yang membaca ini. aku berharap kalian juga mendoakan aku dengannya agar tetap di persatukan dalam masa depan. Masa depan yang aku impikan. Aku berharap kalian ikut untuk meng-aamiin-kan doa-doa yang terselip dalam kalimat-kalimatku.
Aamiin... aamiin... aamiin

Panda^^

Kamis, 04 Juli 2013

Bodohnya Aku Cemburu (Fiksi)

"kenapa kamu menangis?" tanyanya tiba-tiba.
"apa kau tak rasakan kebimbanganku?" aku terisak menatapnya.
Dia diam. Menatapku. Dan mulai mendekatiku. Ikut duduk bersamaku di sebuah bongkahan batu besar yang menghadap danau yang begitu indah dengan warna birunya. Di merangkulku. Menyentuh pipiku dan mulai menyeka air mataku.

"kamu kenapa? aku mengerti kamu gelisah. Tapi aku tidak mengerti apa yang membuatmu seperti ini. Katakan sayang..."
"tak apa... mungkin aku terlalu sensitif. Aku terlalu takut kehilangan kamu." aku mencoba tersenyum menatapnya.
"jangan beri aku senyum palsumu!" tegasnya.

Aku hanya menghela nafasku. Memandang jauh di ujung sana sepasang angsa yang sedang asyik berduaan berenang mengelilingi danau. Hanya untuk sekedar menghibur diri. Tanpa membalas satu katapun dari mulutnya. Tiba-tiba dia menyentuh daguku, mengatur wajahku agar menatap kearahnya, lalu dia menggenggam tanganku dengan erat.
"Jangan mencoba tersenyum, jika kamu menangis. Aku disini untukmu. Aku disini untuk mengerti keluh kesahmu. Apa yang kau khawatirkan lagi?"
Aku terdiam menatapnya. Tak mungkin aku katakan jikaaku sedang cemburu dengan sahabatku sendiri. Apa yang akan dunia katakan terhadapku? Ah Tuhan,ini sangat sulit...
...................................................................................................................................................................

Aku masih terdiam membisu. Hanya berpindah tempat, mulai berdiri, mendekati pinggiran danau dan duduk dengan alas rumput yang hijau.
Aku masih membiarkan bisu menguasaiku dan Zaro. Tak butuh waktu lama, Zaro kembali menghampiriku. Duduk disampingku, memegang lenganku, lalu memelukku. Aku membiarkan kehangatannya menjalar dalam tubuhku. Sangat dekat...
"Kanina..." panggilnya, sementara aku masih diam tanpa kata.
"Aku mohon, jangan diamkan aku seperti ini. Tolong katakan apa yang ada di fikiranmu, karena aku tak bisa sepenuhnya membaca fikirmu. Aku hanya dapat merasakan kegelisahanmu tanpa aku tau penyebabnya." lanjutnya.
"Aku... aku hanya... hanya... emmmh..." jawabku terpotong-potong.
"Hanya apa Kanina?"
"Aku belum sanggup mengatakannya Zaro, aku akan sangat merasa bodoh... Aaaah" air mataku tetes tanpa meminta persetujuanku. Tanganku semakin mengeratkan pelukan kami. Seakan tak pernah ingin kulepaskan. Zaro mencium keningku. Seakan memberikan satu kehangatan yang bisa dirasa menenangkanku.
....................................................................................................................................................................

Kebodohanku cemburu dengan sahabatku sendiri. Apa aku harus mengatakannya? Tidak ada sedikitpun keberanianku untuk mengatakannya. Aku masih terdiam. Tak pernah menjawab pertanyaan Zaro. Namun, entah kenapa, Zaro begitu sabar menungguku berbicara. Seharusnya aku tak boleh ragukan lagi cintanya dan tak perlu takut dia akan pergi. Tapi... ah entahlah. Kanina... apa yang terjadi padamu? Kenapa kau begitu cemburu Kanina...
.....................................................................................................................................................................

Aku dan Zaro kembali bertemu. Ditempat yang selalu kita kunjungi. Untuk duduk di batu besar. Melihatsepasang angsa yang selalu berenang mengelilingi danau yang biru. Indahnya. Sayang keadaan hatiku masih seperti ini. Gelisah. Begitu meresahkan.
"Kanina, kau masih marah?" tana Zaro memegang pundakku.
"Aku tidak pernah marah. Bagaimana bisa, aku terlalu mencintaimu Zaro."
"Lalu kenapa kau seperti ini? Kamu tak pernahmenjawab pertanyaanku. setiap malam, aku memikirkan hal ini. Aku tak pernah ingin menyakitimu."
"Tidak Zaro, Tidak. Kau tidak menyakitiku, aku yang bodoh. Terlalu sensitif. Terlalu cemburu..."
"cemburu?" Zaro memotong kalimatku ketika aku selesai pada huruf 'U'.
"Ah sudahlah, jangan kau tanyakan hal itu" air mataku kembali menetes.
"Lalu kenapa kau menangis lagi Kanina? Jika ada suatu hal yang membuat hatimu tidak tenang, tolong katakan. Kita jalani sama-sama."Zaro mengusap air mataku.
"Zaro... aku... aku..."
"katakan sayang!"
"Aku hanya cemburu dengan Kirana. Aku tau ini bodoh. Dan aku..."
"Ssst..." jarinya menyentuh bibirku. Sebagai isyarat agar aku tidak melanjutkan kalimat itu. Lalu dia memelukku dengan sejuta kehangatan yang selalu membuatku tenang. Yang mampu mengalihkan duniaku. Yang membuatku terpejam dan tak mampu mengeluarkan kata sedikitpun. Aku terlalu terpesona.
"Kanina, jangan sekali-sekali kau merasa bodoh. Aku mengerti ketakutanmu. Perlu kamu tau, aku disini. Tidak akan pergi. Tidak akan berpaling. Jika kamu kembali dalam masa ini, jangan pernah sungkan untuk mengatakannya. Aku disini untuk menjagamu. Kita jalani sama-sama."
"Tapi..."
"Sudahlah, tidak ada tapi! Hanya ada aku dan kamu."
.....................................................................................................................................................................

Ah, aku salah. Ini begitu indah. Seharusnya aku tak cemburu. Seharusnya aku paham. Ya Tuhan, dia malaikatmu yang begitu menakjubkan. Yang kau turunkan untukku.Yang siap menopang kesedihanku. Terimakasih, meskipun malaikatmu yang satu ini tanpa sayap. Tapi sangat indah dan sempurna bagiku.... :)